PANIAI, POST.WEB.ID - Tragedi Paniai Berdarah pada 08 Desember 2014 menjadi salah satu peristiwa paling menyedihkan dalam sejarah Papua. Kematian 4 siswa dan 17 luka-luka akibat tindakan aparat keamanan yang menggunakan kekerasan dalam penanganan demonstrasi damai di Paniai membuat hati setiap orang yang menyaksikan terbelah.
Akan tetapi, seringkali kisah ini hanya menjadi bukti kemunduran Papua yang terus mengalami penindasan dan kekerasan, bahkan hingga sekarang. Oleh karena itu, melalui artikel ini Penulis membahas, kita akan mengenang peristiwa tersebut dan menunjukkan bahwa kisah tersebut tidak boleh dilupakan.
*"Pendahuluan"*
Papua selalu diwarnai oleh konflik-konflik sosial yang berulang-ulang terjadi. Salah satu konflik besar yang terjadi di Papua adalah Tragedi Paniai Berdarah pada 08 Desember 2014. Paniai Berdarah menjadi peristiwa yang sangat menyakitkan bagi masyarakat Papua. Ini adalah tragedi yang harus dipelajari agar kita bisa melangkah maju ke depan, dan membangun kembali kepercayaan antara masyarakat mengingat melawan Lupa Tragedi Paniai Berdarah sebagai sejarah mengenang.
*"Kisah Paniai Berdarah"*
Pada tanggal 8 Desember 2014, para siswa SMP-SMA melakukan demonstrasi menuntut keadilan atas ketidakadilan TNI-POLRI kepada masyarakat, karena POSKO NATAL tahun 2014 sudah merusakkan oleh TNI-POLRI dan tidak memadai POSKO NATAL karena tekanan TNI-POLRI. Demonstrasi damai tersebut ditanggapi dengan kekerasan oleh aparat keamanan Indonesia. Empat siswa tewas dan 17 luka-luka akibat aksi kekerasan aparat keamanan. Bagi para pelaku dan keluarga korban, kejadian Paniai Berdarah menjadi mimpi buruk yang tak pernah berakhir.
*"Masyarakat Papua tidak melupakan tragedi ini"*
Tidak dapat dipungkiri, fakta bahwa tragedi Paniai Berdarah perlahan mulai dilupakan oleh masyarakat. Padahal, upaya untuk menghidupkan kembali peristiwa ini sangat penting, khususnya bagi keluarga korban dan masyarakat Papua pada umumnya. Mengenang peristiwa ini harus jadi hal yang patut dilakukan demi menghormati para korban tewas dan melindungi hak asasi manusia.
*"Melawan Lupa"*
Melawan lupa adalah tindakan yang sangat penting dalam mengenang peristiwa ini. Kita harus tetap menaruh perhatian terhadap korban-korban tanpa kenal lelah sebagai bentuk keadilan bagi mereka yang sudah meninggal dan yang masih dalam proses ingatan mengenang akibat tindakan kekerasan aparat keamanan. Kita harus terus menyuarakan peristiwa itu agar tak ada lagi tindakan kekerasan seperti itu terjadi di masa yang akan datang.
*"Kesimpulan"*
Tragedi Paniai Berdarah pada 8 Desember 2014 haruslah menjadi cerita yang tidak boleh diganti kanal media atau hanya menjadi berita yang sementara. Pemerintah harus bertanggung jawab atas korban, dan masyarakat perlu terus mengingat kejadian tersebut agar tidak terjadi lagi tindakan kekerasan serupa, sekaligus sebagai kepompong memori bagi keluarga korban dan masyarakat Papua pada umumnya. Dengan begitu, kita dapat melangkah maju dan membangun Papua dan diri kita lebih baik.
*****
*Penulis adalah seorang anak muda pemuda meepago asal Paniai yang sering tulis tentang; Berita, Gagasan, Artikel, Puisi, Cerpen, Opini, Religi, Cerbung, Lirik, dan Ilmiah lainnya, namun dalam naskah penulisan tersebut tentunya tujuan untuk: Melawan Lupa, Mengenang Tragedi Paniai Berdarah pada 08 Desember*.
Penulis : BOAS YOGI